SELAMAT MENYALAKAN KARBURATOR ANDA

Let's Skankin

Let's Skankin

Migoo

Migoo

Spanning Tree Protocol (STP) Packet Tracer

Minggu

Nama : Firma HAfiz Triaji

Spanning Tree Protocol

Tanggal : Oktober 2010

Kelas : 3 TKJ A

Pemateri : Bpk. Rudi H

Bu. Netty A

SMKN 1 Cimahi

Mata Pelajaran: DIAGNOSA WAN


I. TUJUAN

  • Memahami mengenai konsep dari STP
  • Dapat melakukan konfigurasi STP pada topologi
  • Dapat mengetahui cara kerja STP
  • Dapat melakukan diagnosa STP
  • Memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Diagnosa WAN

II. PENDAHULUAN

Untuk mencegah gagalnya traffict saat terjadi kerusakan pada perangkat jaringan dibutuhkan adanya perangkat cadangan (redundant) yang selalu stand by. Namun dengan adanya perangkat redundant yang selalu stand by ini terdapat kemungkinan terjadinya looping. Spanning Tree Protocol merupakan protokol yang memungkinkan suatu jaringan menggunakan perangkat redundant tanpa terjadinya looping.

Cara kerja STP adalah sebagai berikut :

1. Menentukan root bridge.

2. Menentukan least cost paths ke root bridge.

3. Non-aktifkan root path lainnya.

III. ALAT DAN BAHAN

  • Seperangkat PC dengan OS Windows XP
  • Software Packet Tracer

IV. LANGKAH KERJA

1. Buat rancangan topologi terlebih dahulu, seperti gambar dibawah ini :

2. Konfigurasikan manageable switch agar host dengan IP 172.16.16.8/24 apabila ingin mengirim data ke pada IP 172.16.16.1/24 dengan skema => switch 8- Switch6- Switch 3- Switch 4 -Switch 1
Konfigurasi pada Switch 8

Konfigurasi pada switch 6



Konfigurasi pada switch3

Konfigurasi pada switch 4

Konfigurasi pada switch 1

V.HASIL PRAKTEK



IV. KESIMPULAN

Dengan melakukan praktek spanning tree protocol ini, kita dapat mengkonfigurasikan STP pada switch yang diimplementasikan pada simulator paket tracer. STP memungkinkan jaringan menggunakan perangkat redundant tanpa terjadi looping.Kita akan merasakan fungsi STP ketika jalur data kita putus / salah satu dari jalur data kita putus maka ada cadangan jalur untuk menanggulanginya






Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Spanning Tree Protocol (STP)

Senin

Nama : Firma Hafiz Triaji

Spanning Tree Protocol

Tanggal : Oktober 2010

Kelas : 3 TKJ A

Pemateri : Bpk. Rudi H

Bu. Netty A

SMKN 1 Cimahi

Mata Pelajaran: DIAGNOSA WAN


Pengertian Spanning Tree Protocol (STP)

  1. Spanning Tree Protocol adalah sebuah protokol yang berada di jaringan switch yang memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi antara satu sama lain agar dapat mendeteksi dan mengelola redundant link dalam jaringan.
  2. Spanning Tree Protocol adalah sebuah protokol bridge yang menggunakan (Spanning Tree Algorithm) STA untuk menemukan link redundant (cadangan) secara dinamis dan menciptakan sebuah topologi database spanning-tree. Bridge bertukar pesan BPDU (bridge protocol data unit) dengan bridge lain untuk mendeteksi loop-loop dan kemudian menghilangkan loop-loop itu dengan cara mematikan interface-interface bridge yang dipilihnya.
  3. Spanning Tree Protocol adalah protocol untuk pengaturan koneksi dengan menggunakan algoritma spanning tree.
  4. Spanning Tree Protocol adalah link layer networ protocol yang menjamin tidak adanya loop dalam topologi dari banyak bridge/switch dalam LAN.

Kelebihan Spanning Tree Protocol (STP)
  1. Menghindari Trafic Bandwith yang tinggi dengan mesegmentasi jalur akses melalui switch
  2. Menyediakan Backup / stand by path utk mencegah loop dan switch yang failed/gagal
  3. Mencegah looping

Tugas utama STP
  1. Menghentikan terjadinya loop-loop network pada network layer 2 (bridge atau switch). STP secara terus menerus memonitor network untuk menemukan semua link, memastikan bahwa tidak ada loop yang terjadi dengan cara mematikan semua link yang redundant. STP menggunakan algoritma yang disebut spanning-tree algorithm (STA) untuk menciptakan sebuah topologi database, kemudian mencari dan menghancurkan link-link redundant. Dengan menjalankan STP, frame frame hanya akan diteruskan pada link-link utama yang dipilih oleh STP.
  2. Problem utama yang bisa dihindari dengan adanya STP adalah broadcast storms.

    Broadcast storms menyebabkan frame broadcasts (atau multicast atau unicast yang destination addressnya belum diketahui oleh switch) terus berputar-putar (looping) dalam network tanpa henti.Gambar berikut adalah contoh sederhana LAN dengan link yang redundant.


    STP mencegah terjadinya looping dengan menempatkan setiap port switch pada salah satu status :
    Forwarding atau Blocking. Interface dengan status forwarding bertingkah normal, mem-forward dan menerima frame, sedangkan interface dengan status blocking tidak memproses frame apapun kecuali pesan-pesan STP. Semua port yang berada dalam status forwarding disebut berada pada jalur spanning tree(topology STP), sekumpulan port-port forwarding membentuk jalur tunggal dimana frame ditransfer antar-segment. Gambar berikut adalah LAN dengan link redundant yang sudah memanfaatkan STP.


    Dengan begini, saat Bob mengirimkan frame broadcast, frame tidak mengalami looping. Bob mengirimkan frame ke SW3 (step 1), kemudian SW3 mem-forward frame hanya ke SW1(step 2), karena port Gi0/2 dari SW3 berada pada status blocking. Kemudian, SW1 mem-flood frame keluar melalui Fa0/11 dan Gi0/1 (step 3) . SW2 mem-flood frame keluar melalui Fa0/12 dan Gi0/1 (step4). Namun, SW3 akan mengabaikan frame yang dikirmkan oleh SW2, karena frame tersebut masuk melalui port Gi0/2 dari switch SW3 yang berada pada status blocking.

    Dengan topology STP seperti pada gambar diatas, switch-switch tidak mengaktifkan link antara SW2 dan SW3 untuk keperluan traffick dalam VLAN. Namun, jika link antara SW1 dan SW3 mengalami kegagalan dalam beroperasi, maka STP akan membuat port Gi0/2 pada SW3 menjadi forwarding sehingga link antara SW3 dan SW2 menjadi aktif dan frame tetap bisa ditransfer secara normal dalam VLAN.
  3. Menyediakan system jalur backup & juga mencegah loop yang tidak diinginkan pada jaringan yang memiliki beberapa jalur menuju ke satu tujuan dari satu host.

Cara Kerja Spanning Tree Protocol (STP)
  1. Menentukan root bridge.
    Root bridge dari spanning tree adalah bridge dengan bridge ID terkecil (terendah). Tiap bridge mempunyai unique identifier (ID) dan sebuah priority number yang bisa dikonfigurasi. Untuk membandingkan dua bridge ID, priority number yang pertama kali dibandingkan. Jika priority number antara kedua bridge tersebut sama, maka yang akan dibandingkan selanjutnya adalah MAC addresses. Sebagai contoh, jika switches A (MAC=0000.0000.1111) dan B (MAC=0000.0000.2222) memiliki priority number yang sama, misalnya 10, maka switch A yang akan dipilih menjadi root bridge. Jika admin jaringan ingin switch B yang jadi root bridge, maka priority number switch B harus lebih kecil dari 10.
  2. Menentukan least cost paths ke root bridge.
    Spanning tree yang sudah dihitung mempunyai properti yaitu pesan dari semua alat yang terkoneksi ke root bridge dengan pengunjungan (traverse) dengan cost jalur terendah, yaitu path dari alat ke root memiliki cost terendah dari semua paths dari alat ke root.Cost of traversing sebuah path adalah jumlah dari cost-cost dari segmen yang ada dalam path. Beda teknologi mempunya default cost yang berbeda untuk segmen-segmen jaringan. Administrator dapat memodifikasi cost untuk pengunjungan segment jaringan yang dirasa penting.
  3. Non-aktifkan root path lainnya.
    Karena pada langkah diatas kita telah menentukan cost terendah untuk tiap path dari peralatan ke root bride, maka port yang aktif yang bukan root port diset menjadi blocked port. Kenapa di blok? Hal ini dilakukan untuk antisipasi jika root port tidak bisa bekerja dengan baik, maka port yang tadinya di blok akan di aktifkan dan kembali lagi untuk menentukan path baru.

Root Bridge adalah bridge dengan bridge ID tm;">Istilah dalam Spanning Tree Protocol (STP)
  1. BPDU semua switch bertukar informasi yang digunakan dalam pemilihan root switch, seperti halnya dalam konfigurasi selanjutnya dari network. Setiap switch membandingkan parameter-parameter dalam Bridge Protocol Data Unit (BPDU) yang mereka kirim ke satu tetangga dengan yang mereka peroleh dari tetangga lain.
  2. Bridge ID adalah bagaimana STP mengidentifikasi semua switch dalam network. ID ini ditentukan oleh sebuah kombinasi dari apa yang disebut bridge priority (yang bernilai 32.768 secara default pada semua switchj Cisco) dan alamat MAC dasar. Bridge dengan bridge ID terendah akan menjadi root bridge dalam network. STP bridge ID (BID) adalah angka 8-byte yang unik untuk setiap switch. Bridge ID terdiri dari 2-byte priority dan 6-byte berikutnya adalah system ID, dimana system ID berdasarkan pada MAC address bawaan tiap switch. Karena menggunakan MAC address bawaan ini dapat dipastikan tiap switch akan memiliki Bridge ID yang unik. STP mendefinisikan pesan yang disebut bridge protocol data units (BPDU), yang digunakan oleh switch untuk bertukar informasi satu sama lain. Pesan paling utama adalah Hello BPDU, berisi Bridge ID dari switch pengirim.
  3. Nonroot bridge adalah semua bridge yang bukan root bridge. Nonroot bridge bertukar BPDU dengan semua bridge dan mengupdate topologi database STP pada semua switch, mencegah loop-loop dan menyediakan sebuah cara bertahan terhadap kegagalan link.
  4. Root port selalu merupakan link yang terhubung secara langsung ke root bridge atau jalur terpendek ke root bridge. Jika lebih dari satu link terhubung ke root bridge maka sebuah cost dari port ditentukan dengan mengecek bandwidth dari setiap link. Port dengan cost paling rendah menjadi root port. Jika banyak link memiliki cost yang sama maka bridge dengan bridge ID diumumkan yang lebih rendah akan di gunakan. Karena berbagai link dapat berasal dari alat yang sama, maka nomor port yang terendahlah yang akan digunakan.
  5. Designated port adalah sebuah port yang telah ditentukan sebagai cost yang terbaik (cost lebih rendah) daripada port yang lain. Sebuah designated port akan ditandai sebagai sebuah fo="Apple-style-span" style="font-size: medium;"> menentukan kapan sebuah link dari beberapa link yang tersedia digunakan di antara dua switch dimana kedua port ini bukan root port. Cost dari sebuah link ditentukan oleh bandwidth dari lwarding port (port yang akan mem forward frame).
  6. Port Cost
  7. Nondesignated port adalah port dengan sebuah cost yang lebih tinggi daripada designated port, yang akan ditempatkan di mode blocking. Sebuah nondesignated port bukan sebuah fowarding port.
  8. Fowarding port meneruskan atau memfoward frame.
  9. Blocked port adalah port yang tidak meneruskan frame-frame, untuk menghindari loop-loop. Namun sebuah blocked port akan selalu mendengarkan frame.
  10. Ether Channelmengkombinasikan beberapa segment parallel yang memiliki kecepatan yang sama menjadi satu. Switch memperlakukan EtherChannel sebagai interface tunggal berkenaan dengan proses memforward frame seperti halnya juga STP. Hasilnya, jika salah satu link gagal, tapi salah satu link lain dalam EtherChannel masih beroperasi, maka STP tidak akan terjadi. EtherChannel juga menyediakan bandwidth yang lebih banyak. Trunk-trunk pada EtherChannel berada pada status forwarding semua atau blocking semua, karena STP memperlakukan semua trunk pada EtherChannel sebagai 1 trunk. Saat EtherChannel berada pada status forwarding, maka switch akan melakukan load-balance (membagi rata) traffik pada semua trunk, sehingga bandwidth yang tersedia jadi lebih banyak.














  11. Port Fast memungkinkan switch untuk menempatkan sebuah interface kedalam status forwarding secara langsung tanpa harus menunggu 50 detik. Tetapi, hanya port yang diketahui tidak akan dihubungkan dengan switch yang lain yang bisa dijalankan fitur PortFast.

Cara memilih Root Bridge
Bridge ID digunakan untuk memilih root bridge di dalam domain STP dan juga menentukan root port. ID ini panjangnya 8 byte dan mencakup baik priority maupun alamat MAC dari alat. Priority default pada semua alat yang menjalankan STP versi IEEE adalah 32.768.

Untuk menentukan root bridge, priority dari setiap bridge dikombinasikan dengan alamat MAC. Jika dua switch atau bridge ternyata memiliki nilai priority yang sama, maka alamat MAC menjadi penilai untuk memutuskan siapa yang memiliki ID yang terendah (yang juga terbaik). Contoh jika ada switch A dan B dan keduanya memiliki priority default yang sama yaitu 32.768, maka alamat MAC yang akan digunakan untuk penentuan. Jika alamat MAC switch A adalah 0000.0A00.1300 dan alamat MAC switch B adalah 0000.0A00.1315 maka switch A akan menjadi root bridge.

BPDU secara default dikirimkan setiap 2 detik, keluar dari semua port yang aktif pada sebuah bridge dan switch dengan bridge ID yang terendah dipilih sebagai root bridge. Kita dapat mengubah bridge ID dengan cara menurunkan prioritynya sehingga ia akan menjadi root bridge secara otomatis.

Cara memilih Designated Port
Jika lebih dari satu link dihubungkan ke root bridge maka cost dari port menjadi faktor yang di gunakan untuk menentukan port mana yang akan menjadi root port. Jadi untuk menentukan port yang akan digunakan untuk berkomunikasi dengan root bridge. Pertama harus memperhitungkan cost dari jalur tersebut. Cost dari STP adalah sebuah jalur total yang di akumulasi berdasarkan pada bandwidth yang tersedia pada tiap link.


Status Port Spanning Tree Protocol (STP)
  1. Blocking (memblok) sebuah port yang di block tidak akan meneruskan frame, ia hanya mendengarkan BPDU-BPDU. Tujuan dari status blocking adalah untuk mencegah penggunaan jalur yang mengakibatkan loop. Semua port secara default berada dalam status blocking ketika switch dinyalakan.
  2. Listening (mendengar) port mendengar BPDU untuk memastikan tidak ada loop yang terjadi pada network sebelum mengirimkan frame data. Sebuah port yang berada dalam status listening mempersiapkan diri untuk memfoward frame data tanpa mengisi tabel alamat MAC.
  3. Learning (mempelajari) port switch mendengarkan BPDU dan mempelajari semua jalur di network switch. Sebuah port dalam status learning mengisi tabel alamat MAC tetapi tidak memfoward frame data.
  4. Fowarding (mem foward) port mengirimkan dan menerima semua frame data pada port bridge. Jika port masih sebuah designated port atau root port yang berada pada akhir dari status learning maka ia akan masuk ke status ini.
  5. Disabled (tidak aktif) sebuah port dalam status disabled (secara administratif) tidak berpatisipasi dalam melakukan fowarding terhadap frame ataupun dalam STP. Sebuah port dalam status disabled berarti tidak bekerja secara virtual.

Saat Terjadi Perubahan dalam Network
Berikut adalah proses yang terjadi saat topology STP berjaln normal tanpa ada perubahan:
  1. Root switch membuat dan mengirimkan Hello BPDU dengan cost 0 keluar melalui semua port/interfacenya yang aktif.
  2. Switch non-root menerima Hello dari root port miliknya. Setelah mengubah isi dari Hello menjadi Bridge ID dari switch pengirim, switch mem-forward Hello kedesignated port.
  3. Langkah 1 dan 2 berulang terus sampai terjadi perubahan pada topology STP.
Ketika ada interface atau switch yang gagal beroperasi, maka topology STP akan berubah; dengan kata lain terjadi STP convergence.
  1. Interface yang tetap berada dalam status yang sama, maka tidak perlu ada perubahan.
  2. Interface yang harus berubah dari forwarding menjadi blocking, maka switch akan langsung merubahnya menjadi blocking.
  3. Interface yang harus berubah dari blocking menjadi forwarding, maka switch pertama kali akan mengubahnya menjadi listening, kemudian menjadi learning.Setelah itu interface akan diletakkan pada status forwarding.
Saat terjadi STP Convergence, switch akan menentukan interface-interface mana yang akan dirubah statusnya. Namun, perubahan status dari blocking menjadi forwarding tidak bisa langsung dilakukan begitu saja, karena dapat menyebabkan frame looping temporarer. Untuk mencegah terjadinya looping temporarer itu, STP harus merubah status port tersebut menjadi 2 status transisi terlebih dahulu sebelum merubahnya menjadi forwardingyaitu:
  1. Listening: seperti halnya blocking, interface dalam keadaan listening tidak mem-forward frame. (15 detik)
  2. Learning: interface dalam status ini masih belum mem-forward frame, tapi switch sudah mulai melakukan pemeriksaan MAC address dari frame-frame yang diterima pada interface ini. (15 detik)
Switch akan menunggu 20 detik sebelum memutuskan untuk melakukan perubahan status dari blocking menjadi forwarding, setelah itu butuh waktu 30 detik untuk transisi keListening dan Learning terlebih dahulu. karena itu total yang dibutuhkan agar suatu port berubah dari blocking menjadi forwarding adalah 20+30=50 detik


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Hasil Praktikum Instalasi WAN

Jumat

Nama : Firma HAfiz Triaji

Marking Point

(With GPS GARMIN ETREX VISTA)

Tanggal : 13 Oktober 2010

Kelas : 3 TKJ A

Pemateri : Bpk. Rudi H

Bpk. Yogas

SMKN 1 Cimahi

Mata Pelajaran: INSTALASI WAN

  1. Langkah Kerja
  • Tekan tombol power pada perangkat GPS (Untuk perangkat ini tombol Power berada pada sisi kanan)
  • Untuk menandai lokasi dimana kita berada, tekan icon mark pada menu GPS
  • Lalu edit nama lokasi dan icon lokasi yang akan diberikan.
  • Pilih OK, lalu tekan tombol enter.
  • Untuk melihat hasil lokasi yang telah kita masukkan, pilih icon find pada menu lalu pilih waypoints pada sub menunya.
  • Lalu catat hasilnya.
2. Hasil Kerja

Lokasi : SMKN 1 CIMAHI

Hari/tanggal : Rabu/13 Oktober 2010

Work Shop TKJ

S → 06˚54.077’

E →107˚32.326’

Ketinggian 741m

Taman Bambu Kuning

S → 06˚54.078’

E →107˚32.330’

Ketinggian 731m

Lapang 1

S → 06˚54.132’

E →107˚32.306’

Ketinggian 732m

Lapang Olahraga

S → 06˚54.097’

E →107˚32.374’

Ketinggian 733m

Work Shop Instrumentasi Industri

S → 06˚54.108’

E →107˚32.319’

Ketinggian 734m



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

LAPORAN VTP

Kamis

NAMA : FIRMA HAFIZ T

VTP (Packet Tracer)

PEMATERI : PAK RUDI. H

NU NETTI. A

KELAS : 3 TKJ A

PEL AJARAN: DIAGNOSA WAN

SMKN 1 CIMAHI

TEKNIK KOMPUTER JARINGAN


I. Tujuan


1. Siswa dapat mengkonfigurasi VTP pada Packet Tracert (simulator)

2. Siswa dapat mengetahui cara kerja VTP

3. Siswa dapat mengimplementasikan VTP

4. Memenuhi salah satu tugas yang diberikan


II. Pendahuluan


VLAN Trunking Protocol (VTP) merupakan fitur Layer 2 yang terdapat pada jajaran switch Cisco Catalyst, yang sangat berguna terutama dalam lingkungan switch skala besar yang meliputi beberapa Virtual Local Area Network (VLAN).

Tujuan utama VTP adalah untuk menyediakan fasilitas sehingga switch Cisco dapat diatur sebagai sebagai suatu grup. Sebagai contoh, jika VTP dijalankan pada semua switch Cisco kita, pembuatan VLAN baru pada satu switch akan menyebabkan VLAN tersebut tersedia pada semua switch yang terdapat VTP management domain yang sama. VTP management domain merupakan sekelompok switch yang berbagi informasi VTP. Suatu switch hanya dapat menjadi bagian dari satu VTP management domain, dan secara default tidak menjadi bagian dari VTP management domain manapun.


III. Alat dan Bahan


• 1 unit PC

• Software Packet Tracer


IV. Langkah Kerja


1. Buatlah topologi


Skenario :

• PC 1 pada switch 1 di trunk ke PC 1 pada switch 2 dengan VLAN ID 1.

• PC 2 pada switch 1 di trunk ke PC 2 pada switch 1 di trunk ke PC2 dengan VLAN ID 2.


2. Konfigurasikan IP pada tiap-tiap PC, seperti gambar dibawah ini:


• PC 1



• PC2




• PC 3


• PC 4



3. Lalu, konfigurasi VTP pada switch





V. Hasil Kerja

Setelah konfigurasi VLAN telah selesai, maka lakukan pengujian terhadap koneksi VTP tersebut.


Uji Koneksi pada PC 3 (192.168.1.5)




Uji Koneksi pada PC 4 (192.168.1.6)



Uji Koneksi pada PC 2(192.168.1.2)



Uji Koneksi pada PC 1 (192.168.1.1)



VI. Kesimpulan


Jadi, dengan melakukan pratikum Konfigurasi VLAN Trunking Protocol pada Packet Tracert maka, kami dapat mengetahui konsep VTP dan kami juga dapat mengimplementasikan topologi dengan scenario yang dibuat, dan kami juga dapat mengkonfigurasikan VTP. Fungsi VTP yaitu untuk mengkoneksikan PC yang berbeda switch yang memiliki VLAN ID yang sama.





Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

LAPORAN VTP

NAMA : FIRMA HAFIZ T

VTP (Packet Tracer)

PEMATERI : PAK RUDI. H

NU NETTI. A

KELAS : 3 TKJ A

PEL AJARAN: DIAGNOSA WAN

SMKN 1 CIMAHI

TEKNIK KOMPUTER JARINGAN


I. Tujuan


1. Siswa dapat mengkonfigurasi VTP pada Packet Tracert (simulator)

2. Siswa dapat mengetahui cara kerja VTP

3. Siswa dapat mengimplementasikan VTP

4. Memenuhi salah satu tugas yang diberikan


II. Pendahuluan


VLAN Trunking Protocol (VTP) merupakan fitur Layer 2 yang terdapat pada jajaran switch Cisco Catalyst, yang sangat berguna terutama dalam lingkungan switch skala besar yang meliputi beberapa Virtual Local Area Network (VLAN).

Tujuan utama VTP adalah untuk menyediakan fasilitas sehingga switch Cisco dapat diatur sebagai sebagai suatu grup. Sebagai contoh, jika VTP dijalankan pada semua switch Cisco kita, pembuatan VLAN baru pada satu switch akan menyebabkan VLAN tersebut tersedia pada semua switch yang terdapat VTP management domain yang sama. VTP management domain merupakan sekelompok switch yang berbagi informasi VTP. Suatu switch hanya dapat menjadi bagian dari satu VTP management domain, dan secara default tidak menjadi bagian dari VTP management domain manapun.


III. Alat dan Bahan


• 1 unit PC

• Software Packet Tracer


IV. Langkah Kerja


1. Buatlah topologi


Skenario :

• PC 1 pada switch 1 di trunk ke PC 1 pada switch 2 dengan VLAN ID 1.

• PC 2 pada switch 1 di trunk ke PC 2 pada switch 1 di trunk ke PC2 dengan VLAN ID 2.


2. Konfigurasikan IP pada tiap-tiap PC, seperti gambar dibawah ini:


• PC 1



• PC2




• PC 3


• PC 4



3. Lalu, konfigurasi VTP pada switch





V. Hasil Kerja

Setelah konfigurasi VLAN telah selesai, maka lakukan pengujian terhadap koneksi VTP tersebut.


Uji Koneksi pada PC 3 (192.168.1.5)




Uji Koneksi pada PC 4 (192.168.1.6)



Uji Koneksi pada PC 2(192.168.1.2)



Uji Koneksi pada PC 1 (192.168.1.1)



VI. Kesimpulan


Jadi, dengan melakukan pratikum Konfigurasi VLAN Trunking Protocol pada Packet Tracert maka, kami dapat mengetahui konsep VTP dan kami juga dapat mengimplementasikan topologi dengan scenario yang dibuat, dan kami juga dapat mengkonfigurasikan VTP. Fungsi VTP yaitu untuk mengkoneksikan PC yang berbeda switch yang memiliki VLAN ID yang sama.





Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Survey Site

Minggu

NAMA : FIRMA HAFIZ T

SURVEY SITE

PEMATERI : PAK RUDI H

PA YOGAS

KELAS : 3 TKJ A

PEL AJARAN: INSTALASI WAN

SMKN 1 CIMAHI

TEKNIK KOMPUTER JARINGAN



Survey site Radio Frekuensi (RF) adalah peta untuk keberhasilan implementasi jaringan wireless. survey site tidak terlalu susah dan tekniknya cepat. survey site sangat penting dalam implementasi jaringan wireless. survey site digunakan untuk mendefinisikan kontur cakupan radio frekuensi dari sumber radio frekuensi (access point/bridge) dalam banyak fasilitas. site survey digunakan untuk mengetahui cakupan radio frekuensi yang dibutuhkan.

Persiapan untuk survey site meliputi:

1.Pengumpulan informasi
2.Pembuatan keputusan
Beberapa topik yang mungkin dibutuhkan sebagai pertanyaan manajemen jaringan sebelum survey site :

1.Analisa fasilitas
Jenis fasilitas di rumah sakit yang memiliki peralatan radiologi, di real estate dengan kantor sebanyak 25 agen dalam hal ini keamanan sangat penting dimana cakupannya hanya 1 atau 2 central access point dan kebutuhan bandwith akan disebutkan sejak access internet atau transfer file.

2.Menampilkan jaringan
Apakah jaringan telah siap?,pertanyaan yang biasanya ada pada administrator jaringan adalah sebagai berikut:
a. sistem operasi jaringan apa yanng digunakan
b. berapa banyak penggunanya yang membutuhkan access secara bersama- sama ke jaringan wireless
c. berapa besar kebutuhan bandwith dalam jaringan
d. protokol apa yang digunakan dalam wireless LAN
e. kanal den teknologi spread spectrum apa yang saat ini digunakan
f. pengukuran keamanan wireless LAN apa yang ada dilokasi
g. dimana point koneksi wired LAN diletakkan
h. apakah client menggunakana wireless LAN dalam sebuah organisasi

3.Penggunaan area dan tower
Apakah Wireless LAN digunakan untuk indoor,outdoor atau kedua-duanya?...
wireless LAN menggunakan tipe outdoor dalam banyak situasi dan potensi rintangan dalam instalasi dan perbaikan wireless LAN.
Tipe tower apa yang digunakan?...
a. apakah butuh perijinan
b. apakah butuh struktur enggineer

4.Tujuan & kebutuhan bisnis

Apakah tujuan dari wireless LAN?...
site surveyor harus memiliki pengetahuan darimana jaringan yang akan digunakan dan untuk tujuan apa. dengan mengetahui bagaimana effect jaringan wireless untuk tujuan bisnis, site surveyor akan dapat membuatnya lebih baik. site surveyor harus mengetahui kebutuhan bisnis untuk efisiensi survey site

5.Kebutuhan bandwith dan roaming
Apakah dibutuhkan bandwith dan roaming?...
dengan implementasi teknologi dan penggunaannya saat survey site sebagai contoh jika client di perumahan hanya menggunakan wireless LAN sebagai tujuan untuk scanning data dari box label dan mengirim data ke server maka bandwith yang dibutuhkan sangat kecil. pengumpulan data hanya membutuhkan 2 MBPS.
Berapa banyak pengguna?...
dengan memahami berapa banyak pengguna yang akan dialokasikan dibutuhkan untuk menghitung besar data throughput masing-masing pengguna.
Tipe aplikasi apa yang akan digunakan wireless LAN?...
jaringan digunakan hanya untuk transmit data non-time sensitive atau data time sensitive seperti suara atau video. Aplikasi bandwitdh besar seperti suara atau video membuthkan throughput yang lebih besar tiap pengguna.

6.Sumber yang digunakan
sumber yang digunakan berdasarkan pada budget project, waktu pengalokasian project, dan apakah administrator pernah ditraining tentang jaringan wireless.

Kebutuhan keamanan
level keamanan jaringan apa yang dibutuhkan?....
diskusi dengan pelanggan akan menyediakan informasi untuk solusi pelanggan oleh designer

Persiapan latihan
a. Apakah pelanggan bergerak menggunakan fasilitas seperti komputer portable atau desktop
b. Berapa jauh koneksi yang dibutuhkan oleh pelanggan
c. Level akses apa yang dibutuhkan pelanggan untuk sensitivitas data dalam jaringan, apakah membutuhkan keamanan, dan tipe keamanan seperti apa yang dibutuhkan
d. Apakah pelanggan dapat mengambil laptop nya ketika card wireless LAN nya dicuri
e. Apakah pelanggan menggunakan intensive bandwidth, sensitive time, atau aplikasi connection oriented.
f. Berapa sering pelanggan melakukan perpindahan
g. Apakah pelanggan memiliki akses internet
h. Apakah perangkat pelanggan sering dirubah untuk event khusus yang dapat mengganggu kerja wireless LAN
i. Siapa yang biasanya mendukung pelanggan dalam pengadaan jaringan, dan apakah mereka berkualitas untuk mendukung pelanggan wireless
j. Jika pelanggan bergerak, tipe peralatan mobile computing apa yang mereka gunakan
k. Berapa sering dan berapa jauh pelanggan bekerja dengan laptop tanpa daya AC

Persiapan Checklist
a. Dokumentasi daya sumber
b. Dokumentasi survey site wireless LAN
c. Pemetaan topologi
d. Pertemuan dengan administrator jaringan
e. Pertemuan dengan manager building
f. Pertemuan dengan security officer
g. Akses ke semua area fasilitas yang diakibatkan oleh wireless LAN
h. Akses ke wiring closet
i. Akses ke roof
j. Rencana konstruksi masa depan

Peralatan survey site
1.Akses point
digunakan selama survey site dengan power output yang bervariasi dan konektor antena ekstenal.
2.PC Card
3.Laptop dan PDA
4.paper
5.spectrum analyzer

Menganalisis jaringan (a.k.a “sniffer”)
Sniffer adalah perangkat yang digunakan untuk mencari wireless LANs lain yang telah ada pada suatu area. Bekerja dengan mengambil paket yang dipancarkan oleh Wireless lan tersebut lalu memuat data informasi terperinci mengenai wireless LANs yang telah ada pada area tersebut.

Kit check survey site
Perangkat yang termasuk dalam kit site survey
Laptop dan/atau PDA.
Wireless PC card dengan drivernya & software utility yang dibutuhkan.
Bridge atau accsess Point jika dibutuhkan.
Baterei kemasan & DC-TO-AC konvertor.
Software utility site survey ( dibuka dari laptop atau PDA).
Alat tulis menulis.
Cetak biru & diagram jaringan.
Antena dalam dan luar ruangan.
Kabel & connectors.
Teropong dan radio dua arah.
Payung dan/atau perlengkapan hujan.
Hardware atau software khusus seperti sniffer dan spectrum analyzer.
Peralatan, selotip dan perlengkapan lain untuk perpindahan hardware sementara.
pengamanan dan tempat sebagai isi hardware untuk computer rumah, peralatan, dan keamanan dokumen selama survei dan perjalanan dari lokasi survey.
Kamera digital untuk mengambil gambar dari tempat tertentu di dalam suatu fasilitas.
Pengisi baterei.
Attenuator antena .
Roda untuk pengukuran.
Tas travel atau cara lain untuk mengangkut peralatan & dokumentasi.

Mengadakan survey site
Mensurveilah ditempat dengan toolkit yang lengkap, berjalan beberapa miles sepanjang;seluruh client’s fasilitas umum. RF site survey adalah 10% survey dan 90% berjalan, gunakan sepatu yang nyaman saat dilokasi yang besar.

Survey indoor
Untuk survey dalam ruang, menempatkan dan merekam materi pada suatu copy, cetakbiru atau suatu gambar menyangkut fasilitas itu.

Survey outdoor
Merekam materi berikut pada suatu sket atau copy yang menyangkut hak milik.
Sebelum memulai
Siapa yang akan memasang dan memindahkan accsess point pada tempat – tempat yang tinggi.
Apakah ada seseorang yang mau memindahkan pohon yang menghalangi pemasangan sesuai zona freznel.
Jika diperlukan tower baru, apakah izinnya sudah siap.
Apakah diperlukan izin untuk pemasangan antenna pada tower.
Apakah bangunan memerlukan kode plenum rate untuk peralatan yang digunakan.

Pengumpulan informasi RF
Informasi yang perlu dikumpulkan
Range dan pola cakupan
Data rate yang dinilai
Dokumentasi
Tes menyeluruh dan perencanaan kapasitas
Sumber interferensi
Kabel koneksi data dan power AC yang dibutuhkan
Penempatan antenna diluar ruang
Pemeriksaan dadakan

Laporan site survey
Setelah secara menyeluruh mendokumentasikan fasilitas pelanggan, perlu disediakan data untuk menyiapkan suatu laporan yang tepat untuk klien itu. Laporan akan bertindak sebagai peta untuk implementasi menyangkut Wireless LAN dan dokumentasi sebagai acuan kedepan untuk pengurus dan teknisi jaringan.
Laporan lokasi adalah puncak dari semua usaha sampai sekarang, dan mungkin membutuhkan harian atau bahkan mingguan untuk melengkapi laporan. Mungkin saja diperlukan untuk mengunjungi lokasi untuk mengumpulkan lebih banyak data atau untuk mengkonfirmasikan sebagian dari penemuan awal. Beberapa lebih banyak percakapan mungkin diperlukan untuk membuat keputusan dan sebagian dari orang dengan yang tidak dapat ditemukan manakala berada ditempat lokasi.
Format laporan
Tujuan bisnis dan laporan lokasi survey
Metodologi
Cakupan area RF
Keseluruhan
Interference
Masalah area
Gambar

Penempatan hardware dan cara mengkonfigurasi
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dibutuhkan untuk penempatan dan konfigurasi:
Apa nama dari tiap alat yang diatur?
Dimana dan bagaimana access point dan bridge ditempatkan agar didapat efektivitas yang maksimum?
Kanal apa yang diperlukan untuk tiap-tiap pemasangan acsess point?
Berapa banyak keluaran daya dari tiap-tiap access point pada sekali pengiriman?

Daftar fakta tentang masing-masing pemasangan access point atau yang telah terpasang harus tercakup di RF laporan lokasi survey. Daftar ini perlu memasukkan sedikitnya seperti berikut ini:
Nama dari alat.
Penempatan di dalam fasilitas.
Type antenna yang digunakan.
Penentuan daya keluaran .
Connectors& kabel yang digunakan.
Type antena yang digunakan berpindah-pindah.
Bagaimana daya harus disajikan ke unit.
Bagaimana data harus disajikan ke unit.
Gambaran penempatan di mana unit diharapkan untuk dipasang.

Laporan tambahan
Untuk memberitahu pelanggan tentang pelayanan terbaik. Diperlukan tambahan data berupa Potongan informasi tambahan yang menjadi anggota dalam lokasi mensurvei laporan adalah penemuan gangguan interferensi, type peralatan yang diperlukan, dan usul penempatan peralatan.


Pertanyaan dan jawaban
Mana dari salah satu berikut ini yang harus dilaksanakan, sebelum pelaksanaan suatu survei lokasi?
A. Mewawancarai pengurus jaringan
B. Menyiapkan suatu lokasi saksama mensurvei laporan
C. Penerapan akses temporer menunjuk
D. Berjalan keseluruhan fasilitas dengan suatu penganalisis spektrum
Jawaban
A. Semua fungsi didapat dari bagian survey site. Kecuali yang lain yang harus mewawancarai pengurus atau manajer jaringan. Fungsi ini bisa dilakukan sebelum survey lokasi dilaksanakan. sebagai langkah berkenaan dengan persiapan untuk menghemat waktu ditempat lokasi.

sumber: lecturer.eepis-its.edu/~dhoto/pelatihan/cwna/Bab%2011.doc


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer