SELAMAT MENYALAKAN KARBURATOR ANDA

Let's Skankin

Let's Skankin

Migoo

Migoo

Signal and Signalling

Selasa

Sinyal atau dalam bahasa inggris berarti signal adalah suatu besaran fisis yang berubah terhadap variable-variabel lain atau waktu, ruang gerak atau frekuensi. Jadi secara sistematis sinyal fungsi terdiri dari satu atau lebih dari variable yang indevendent.


Klasifikasi sinyal
o Sinyal nyata atau reel adalah sinyal yang bilangannya terdiri dari bilangan nyata atau reel.
o Sinyal kompleks sinyal yang terdiri dari bilangan yang kompleks.
, bilangan reel
Y (t) = 5 sin t + j 2 cos t, sinyak kompleks
Z (t) = 10 e -j5 = 10 ( cos t - j 5 sin 5 t ), bilangan kompleks

Signal analog

Signal analog adalah signal yang berupa gelombang elektro magnetik dan bergerak atas dasar fekuensi. Frekuensi adalah jumlah getaran bolak balik sinyal analog dalam satu siklus lengkap per detik. Satu siklus lengkap terjadi saat gelombang berada pada titik bertegangan nol, menuju titik bertegangan positif tertinggi pada gelombang, menurun ke titik tegangan negatif dan menuju ke titik nol kembali (lihat gambar). Semakin tinggi kecepatan atau frekuensinya semakin banyak siklus lengkap yang terjadi pada suatu periode tertentu. Kecepatan frekuensi tersebut dinyatakan dalam hertz. Sebagai contoh sebuah gelombang yang berayun bolak balik sebanyak sepuluh kali tiap detik berarti memiliki kecepatan sepuluh hertz.



Signal analog vs Signal digital



Signal analog dapat digunakan dalam media tertutup seperti kabel coaxial, TV kabel dan kabel tembaga . Signal analog dapat pula digunakan melalui medium terbuka seperti gelombang mikro, telepon rumah tanpa kabel dan telepon seluler.

Kerugian pada sinyal sistem analog

Pengiriman signal analog dapat dianalogikan mengirim air lewat pipa. Aliran pipa kehilangan tenaganya saat disalurkan melalui sebuah pipa. Semakin jauh pipa semakin banyak tenaga yang berkurang dan aliran semakin menjadi lemah. Demikian pula signal analog akan menjadi lemah setelah melewati jarak yang jauh.

Selain bertambah jauh signal analog juga memungut interferensi elektrik atau “noise” dari dalam jalur. Kabel listrik, petir dan mesin-mesin listrik semua menginjeksikan noise dalam bentuk elektrik pada signal analog.

Untuk mengatasi kelemahan tersebut maka diperlukan alat penguat signal yang disebut amplifier

Signal digital

Sebagai ganti gelombang maka signal pada sistem digital ditransmisikan dalam bentuk bit bit biner. Sistem biner adalah sistem on – off (atau sistem 1 – 0 ), jadi bila ada tegangan atau on maka di angkakan 1, sedang bila tidak ada tegangan atau off maka diangkakan 0. Meski memiliki kelemahan terhadap nosie inteferensi listrik apabila jarak semakin jauh, namun signal digital masih dapat diperbaiki atau “direparasi” artinya dengan cara membangkitkan ulang bit-bit tersebut dengan tidak meregenerasi noise. Sebagai perbedan maka dapat di lihat pada gambar di bawah ini :

Gb. Perbedaan signal analog dan digital



Kelebihan pada signal sistem digital

Signal digital memiliki kelebihan dibanding signal analog; yang meliputi :
Kualitas suara lebih jernih, selain lebih jelas signal digital memiliki sedikit kesalahan
Kecepatan lebih tinggi
Lebih sedikit kesalahan

Memerlukan tenaga pendukung yang tidak terlalu kompleks.


Berbagai contoh sistem digital saat ini (sebelumnya sistem analog):
Audio recording (CDs, DAT, mp3)
Phone system switching
Automobile engine control

Berbagai contoh sistem analog :
Perekam pita magnetic
Penguat audio




Signalling

Signalling adalah pertukaran informasi antar-elemen dalam jaringan yang direalisasikan dalam bentuk kode-kode standar yang telah disepakati, tujuannya untuk membangun/ membentuk hubungan komunikasi, pengaturan, dan pembubaran.


Klasifikasi signalling berdasarkan pemakaian kanal:

  • Common Associated Signalling (CAS) ⇒ pensinyalan kanal yang bersesuaian; yakni tiap kanal voice memiliki 1 kanal signalling yang terasosiasi menggunakan kanal fisik yang sama, tetapi secara timing atau logika terpisah.
Contoh: hubungan komunikasi pada telepon tetap
  • Common Channel Signalling (CCS) ⇒ pensinyalan kanal bersama; yakni sejumlah kanal signalling digunakan oleh banyak kanal voice secara bersama (common-channel), namun secara fisik berbeda/terpisah. Contohnya: hubungan komunikasi pada telepon bergerak.

Klasifikasi signalling berdasarkan fungsi kerja-nya:

  • Line-signalling: pensinyalan yang berfungsi sebagai pengaturan, yakni: memonitor kondisi/status kanal apakah sibuk atau bebas; dan mengontrol line/saluran.
  • Register-signalling: pensinyalan yang berfungsi membawa informasi tentang: nomor telepon tujuan dan asal/sumber, kelas/kategori panggilan (lokal/interlokal/internasional), kondisi bebas/sibuk subscriber yang dipanggil.

Klasifikasi signalling berdasarkan metode penyaluran:
Link-by-link ⇒ pengiriman sinyal informasi (satu-per-satu, yakni sequensial) secara utuh (penuh) dilakukan secara estafet (bersambungan) melalui sentral transit.

End-to-end ⇒ pengiriman sinyal informasi dilakukan melalui dua tahap (sinyal dikirimkan tidak sepenuhnya, melainkan separuhnya terlebih dahulu); tahap-1, sebagian informasi (menyangkut routing) dikirimkan ke sentral transit; tahap-2, setelah sentral asal dan sentral tujuan terhubung, maka informasi yang sebagian lagi (lengkap) lalu dikirimkan sepenuhnya ke tujuan.

Endblock ⇒ sama seperti Link-by-link, namun yang membedakannya dalam hal penggunaan istilah. Endblock digunakan untuk CCS, sedangkan istilah Link-by-link digunakan untuk CAS.

Overlap ⇒ pensinyalan kombinasi antara Link-by-link dan End-to-end; yakni sebagian sinyal informasi (secara serentak) dikirimkan terlebih dahulu ke sentral transit, setelah terhubung antara sentral asal ke sentral tujuan, barulah sinyal informasi yang lengkap dikirimkan.

Pada proses signalling terdapat fase dialing, yaitu menekan nomor tujuan. Terdapat dua metode dialing, yaitu Decadic-pulse (sistem tombol tekan, yakni setiap tombol direpresentasikan dalam masing-masing frekuensi identik), dan DTMF (Dual Tone Multiple Frequency, yakni sinyal tersusun dari kombinasi dua kelompok frekuensi berbeda; lebih tinggi atau lebih rendah). Saat ini, DTMF digunakan untuk perangkat telepon (tetap maupun bergerak).

SS7 (Signalling System 7-selanjutnya kita sebut SS7) adalah protokol signalling yang yang out-of-band yang menyediakan pembangunan hubungan bagi telekomunikasi yang advanced. Out of band artinya, kanal/channel signalling dengan kanal/channel komunikasi terpisah antara satu dengan yang lain. Contoh yang jelas adalah feature yang didukung oleh SS7, termasuk Incoming Caller Identification (Caller ID), roaming, WINS (wireless Intelligent Network) service seperti layanan pra-bayar/pre-paid dan pasca bayar/post-paid. Sedangkan DTMF merupakan contoh In-Band Signalling. Terminologi sederhana dari signalling adalah proses pengiriman controll information antar network elements.

Common Channel Signalling Saat signalling information dari voice atau data communication di kirimkan melalui network yang terpisah dengan voice/data channel nya, sering kali di sebut dengan common channel signalling (CCS). Implementasi pertama di USA tahun 1960. Saat itu di sebut Common Channel Signalling System #6 (CCS6).

Physical SS7 Network Jaringan SS7 terpisah dari network voice yang dia support. Yang terdiri dari beberapa node atau Signalling Point yang yang nantinya akan menyediakan fungsi-fungsi yang spesifik. Pada signalling network, terdiri dari tiga Node utama : Service Switching Point (SSP), Signal Transfer Point (STP) dan Signal Control Point (SCP). Ketiga node-node utama tersebut pada umumnya terhubung point-to-point dengan bit rate 56 kbps. Data dilewatkan melalui jaringan tersbut dengan teknologi packet-switching. Ketiga node tersebut harus mampu create, receive dan merespon SS7 message.

A. Service Switching Point (SSP)

Pada awalnya SSP adalah digital switches yang menyediakan akses voice dan call routing yang sudah ditambahi dengan hardware interface dan software yang berhubungan dengan aplikasi SS7. Pada umumnya SSP merupakan Local Exchange (LE) atau Interexchange circuits switches dan mobile switching centre. Dalam dunia GSM, MSC berperan sebagai SSP di SS7 Network. SSP memiliki dua fungsi utama :

1. Menghubungkan dengan set-up dan memutuskan hubungan, menggunakan ISUP messaging. Saat SSP harus membangun hubungan (set-up) ke switch lain, SSP harus mampu mem-formulasikan dan mengirim SS7 message dengan informasi pengalamatan yang tepat.
2. Membuat dan me-launch SS7 message yg telah dipersiapkan ke database external.

B. Signal Control Point (SCP)

SCP adalah parameter/kontrol yang dihasilkan oleh interface untuk database aplication atau service control logic. Message/pesan yang dikirimkan dari SSP ke SCP digunakan untuk mendapatkan routing information dan service information. SCP bukanlan sebuah aplikasi data base melainkan menyediakan akses ke database aplication. Contoh, pentranslasian database dari toll-free (800-) didukung oleh SCP. Saat ada panggilan toll-free, switch LE akan menunda proses pemanggilan dan mengirim message ke SCP untuk mendapatkan jaringan/circuit Carrier Identifitaion Code (CIC) yang tepat agar panggilan dapat di route-kan ke switch yang tepat. Tanpa SCP, LE tidak akan tahu nomor 800 tersebut atau kemana dia akan di route kan. Beberapa produsen STP telah mulai menyediakan aplikasi database pada STP nya. Sehingga SCP dapat difungsikan juga sebagai STP. Pada SS7 network, aplikasi ini masih terlihat seperti SCP database dan sama network functions routing.

C. Signal Transfer Point (STP)

Fungsi utama dari STP adalah switch dan address SS7 messages. SS7 message tidaklah berasal atau ditujukan ke STP. Tetapi STP me-relay SS7 message seperti packet switch atau message router ke node SS7 lainnya agar dapat berkomunikasi. Beberapa SSP atau SCP memerlukan akses untuk signalling sebelum terhubung ke sebuah STP.

Fungsi-fungsi utama dari STP :

  • Sebagai physical connection ke SS7 network
  • Sekuritas melalui proses gateway screening
  • Message routing melalui Message Transfer Part (MTP)
  • Message addressing melalui Global Title Translation (GTT)

Biasanya STP-STP dioperasikan secara berpasangan sebagai cadangan/redundancy. STP-STP biasanya ter-interkoneksi secara hierarki dimana STP lokal menyediakan akses ke SSP. Kemudian STP lokal terhubung ke sebuah gateway STP, yang mana gateway STP ini menyediakan akses ke jaringan lain atau aplikasi data base.

Protokol SS7 Untuk memahami SS7, diperlukan pemahaman mengenai Open System Interconnection-OSI layer. Berikut lapisan-lapisan dari OSI layer :

1. Layer 1 – Physical
2. Layer 2 – Data Link
3. Layer 3 – Network
4. Layer 4 – Transport
5. Layer 5 – Session
6. Layer 6 – Presentation
7. Layer 7 -Application


The OSI Reference Model and the SS7 Protocol Stack


Message Transfer Part (MTP) Dalam SS7, tiga layer pertama menjadi Message Transfer Part (MTP).

MTP level satu lebih spesifik ke physical, electrical dan memiliki karakteristik fungsional signalling data links. Beberapa interface pada untuk signalling SS7 adalah DS0A dan V.35.

MTP level dua menjamin transmisi yang reliable dengan menggunakan teknik seperti message sequencing dan frame check sequence seperti Cyclic redundancy Check (CRC). Berikut format dari MTP level dua:

  • Flag (F)
o indikasi awal dan akhir dari signal unit
  • Cyclic Redundancy Chech (CK)
o 16 bit checksum yang harus sama antara originating dan terminating
  • Signaling Information Field (SIF)
o Indikasi informasi info routing dan signaling yg digunakan di layer atasnya
  • Service Information Octet (SIO)
o indikator service dan versi yang akan di gunakan oleh layer diatas nya
  • Length Indicator (LI)
o menampilkan banyaknya oktet pada message tersebut
  • Forward Indicator Bit (FIB)
o Digunakan u/error recovery dan nomor portabel u/ mengindikasikan data base siap di query
  • Forward Sequence Number (FSN)
o indikator sequence number signal unit
  • Backward Indikator Bit (BIB)
o Untuk error recovery
  • Backward Sequence Number (BSN)
o digunakan untuk acknowledge-receipt dari signal unit.

SS7 menggunakan 3 tipe untuk Signaling Unit:

1. Message Signal Unit; digunakan sebagai jalan semua data informasi termasuk yg berhubungan dengan call controll, network management dan maintenance. Signal Unit (SU) ini mensupport juga information exchange yang diperlukan untuk service/layanan yg diberikan seperti Caller ID
2. Link Status Signal Unit; menyediakan link status indication, sehingga link dapat di monitor dan system akan tahu kapan link out of service
3. Fill-In Signal Unit; menampilkan pengecekan error dan akan di transmit kan saat MSU atau LSSU ada.

MTP level tiga menyediakan fungsi sebagai message address Routing dan network Management.

Network element pada ANSI SS7 didasarkan pada pengalamatan yang biasa di sebut point codes. Sebuah point code terdiri dari 9 digit yang terbagi dalam 3 group : XXX-YYY-ZZZ

XXX = Network Identification

YYY = Cluster Member

ZZZ = Member Number

tiap nomor berasal dari 8 digit, jadi range nya dari 000-254. Semua elemen network di SS7 ditandai (dialamati) dengan sebuah POINT CODE.

Untuk point code dari perangkat Huawei, point code-nya berformat hexadesimal, sedangkan Alcatel berformat 4-3-4-3.

Ditiap STP diberikan unique point code untuk keperluan network routing. STP juga menggunakan spesial addressing point code yang di sebut alias point code yang digunakan untuk me-route kan message ke STP berikutnya. Sebuah alias point code di berikan ke STP -STP yang saling adjacent secara langsung dengan tujuan agar kedua STP tersebut saling mengenali.

GT (Global Title) merupakan addressing yang di gunakan untuk pengiriman antar SSP (misal dari MSC ke HLR; originating MSC ke Terminating MSC dll). Ketika sebuah MSC ingin berkomunikasi dengan HLR, maka MSC tersebut akan menggunakan GT dari HLR yang ditujunya. Hubungan dari MSC ke HLR nantinya akan melalui beberapa STP. Oleh STP yang terhubung langsung (paling dekat) dengan MSC, GT HLR yang berasal MSC tadi akan diterimanya dan akan di translasi kan ke point code STP berikut nya. Komunikasi antara MSC dengan STP terdekatnya tadi menggunakan point code masing-masing dimana point code MSC sebagai OPC (Originating Point Code) dan point code STP sebagai DPC (Destination Point Code).

MTP level 3 ini juga memiliki critical network management functions yang terbagi menjadi tiga yaitu:

  • Link Management => menyediakan manajemen local signalling link seperti link activation, deactivation dan restoration.

  • Route Management => provide exchange of signalling route availability between signalling points using predefined procedures, such as transfer prohibited, tranfer restricted , etc.
  • Traffic management => mengatur pengaturan trafik-trafik yang out-of-service


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Protokol WAN

Jumat



Wide Area Network


Adalah jaringan data penghubung jaringan-jaringan akses/lokal

Karakteristik

Menuju berbasis paket
Dari connectionless menuju connection oriented (virtual circuit)
Bitrate relatif rendah (~2 Mbps)
Jangkauan jauh (multi provider)
Diluar kendali user (termasuk QoS)
Teknologi jangka panjang (belum tentu akan diganti biarpun sudah ada teknologi baru yang lebih baik)

Glossary

Connection oriented
Ada handshaking (pembukaan hubungan, pertukaran data, penutupan hubungan
Connectionless oriented
Data dikirim tanpa minta ijin terlebih dahulu
Circuit switch
Disediakan jalur tertentu dan tetap selama berhubungan
Komunikasi dilaksanakan secara kontinu
Packet switching
Tidak ada jalur yang tetap, komunikasi diskrit (per paket)
Message switching
Informasi dikirim dalam bentuk pesan yang berukuran lebih besar dari paket data (misal email)
Virtual Circuit
Selalu ada jalur, tetapi tidak tetap
Komunikasi bisa kontinu bisa diskrit

Bursty Traffic




Traffic data di WAN umumnya bersifat bursty
Seperti terlihat digambar trafik tidak merata, terjadi puncak-puncak trafik
Pada umumnya trafik bursty akan mempunyai nilai maksimum yang jauh lebih tinggi dari rata-rata trafik



Point-to-Point protocol (PPP)
Protokol PPP adalah merupakan protokol standar yang paling banyak digunakan untuk membangun koneksi antara router ke router atau antara sebuah host ke dalam jaringan dalam media WAN Synchronous maupun Asynchronous.

Pada jaringan, Point-to-Point Protocol, atau PPP, adalah protokol data link yang biasa digunakan untuk membuat sambungan langsung antara dua node jaringan. Ini dapat memberikan otentikasi koneksi, transmisi privasi enkripsi, dan kompresi.

PPP digunakan di banyak jenis jaringan fisik termasuk kabel serial, line telepon, trunk line, telepon selular, radio link khusus, dan serat optik link seperti SONET. Kebanyakan penyedia layanan Internet (ISP) menggunakan PPP untuk akses pelanggan dial-up ke Internet. Dua bentuk enkapsulasi PPP, Point-to-Point Protocol over Ethernet (PPPoE) dan Point-to-Point Protocol atas ATM (PPPoA), yang digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) untuk menghubungkan Digital Subscriber Line (DSL) layanan Internet.

PPP biasanya digunakan sebagai protokol data link layer untuk koneksi lebih dari rangkaian sinkron dan asinkron, di mana sebagian besar telah digantikan dengan yang lebih tua, non-standar Serial Line Internet Protocol (SLIP) dan perusahaan telepon standar diamanatkan (seperti Link Access Protocol Balanced ( LAPB) dalam protokol X.25). PPP dirancang untuk bekerja dengan berbagai protokol lapisan jaringan, termasuk Internet Protocol (IP), Novell IPX (IPX), NBF dan AppleTalk.

PPP juga digunakan melalui koneksi broadband. RFC 2516 menjelaskan Point-to-Point Protocol over Ethernet (PPPoE), sebuah metode untuk transmisi PPP over Ethernet yang kadang-kadang digunakan dengan DSL. RFC 2364 menjelaskan Point-to-Point Protocol over ATM (PPPoA), sebuah metode untuk transmisi PPP over ATM Adaptation Layer 5 (AAL5), yang juga kadang-kadang digunakan dengan DSL.
PPP dispesifikasikan di RFC 1661.


High-level Data Link Control (HDLC)

HDLC ( High level Data Link Control ) adalah protokol untuk digunakan dengan WAN ( Wide Area Networks ) yang secara luas dapat mengatasi kerugian – kerugian yang ada pada protokol – protokol yang berorientasi karaktek seperti Bi-Synch, yaitu yang hanya dapat bekerja secara half-duplex ( pengiriman isyarat dua arah tetapi tidak dalam waktu yang bersamaan ) dan penggunaan karaktek DLE untuk mendapatkan transparansi pesan.

protokol ini dikembangkan oleh International Standards Organization (ISO) dan diterima oleh banyak kalangan, khususnya untuk transfer informasi, dan disingkat dengan HDLC. Protokol HDLC ini merupakan protokol synchronous bit-oriented yang berada pada lapisan data-link (Message packaging) model ISO Open System Interconnection (OSI) untuk komunikasi komputer ke komputer. Di bawah HDLC, pesan dikirimkan dalam unit yang disebut dengan frame, yang masing-masingnya dapat mengandung jumlah data yang variabel, namun harus diatur secara khusus.

Yang paling Penting Protocol data link control adalah HDLC (ISO 3009, ISO 4335). HDLC tidak hanya sudah umum dipergunakan namun juga menjadi asas untuk berbagai protocol data link control terpenting lainnya, yang menggunakan format dan mekanisme yang sama seperti yang digunakan dalam HDLC. Selanjutnya, dalam bagian ini kita menyajikan pembahasan yang lebih mendetail mengenai HDLC.

Untuk memenuhi berbagai macam aplikasi, HDLC menetapkan tiga jenis stasiun, dua konfigurasi, serta tiga model operasi pengalihan data. Ketiga jenis stasiun tersebut adalah sebagai berikut:


  • Stasiun Primer: Bertanggung-jawab mengontrol operasi jalur. Frame-frame dikeluarkan oleh primary yang disebut perintah.
  • Stasiun Sekunder: Beroperasi dibawah kendali stasiun primer. Frame-frame dikeluarkan sekunder yang disebut respons. Primer mempertahankan jalur logik yang terpisah dengan setiap stasiun sekunder pada jalur.
  • Stasiun Gabungan: Mengkombinasikan bentuk primer dan sekunder. Stasiun gabungan bisa mengeluarkan perintah dan respon.

Konfigurasi jalur berupa

  • Asynchronous: Terdiri dari satu stasiun primer dan satu atau lebih stasiun sekunder, serta mendukung baik transmisi full-duplex maupun half-duplex.
  • Synchronous: Terdiri dari dua stasiun gabungan, serta mendukung transmisi full-duplex maupun half-duplex.

Sedangkan mode transfer data berupa:

  • Normal response mode (NRM): Digunakan dengan konfigurasi. Primer tidak seimbang mengawali data transfer menuju secondary, namun sekunder hanya mentransmisikan data dalam bentuk respon sampai perintah dari primer saja.
  • Asynchronous Balanced Mode (ABM): Digunakan dengan konfigurasi seimbang. Salah satu stasiunt gabungan dapat mengawali transmisi tanpa perlu ijin dari salah satu stasiunt gabungan lainnya.
  • Asynchronous Response Mode (ARM): Digunakan dengan konfigurasi tidak seimbang. Secondary dapat mengawali transmisi tanpa perlu ijin yang jelas dari primer. Primer masih tetap bertanggung-jawab terhadap jalur, termasuk inisialisasi, perbaikan kesalahan, serta diskoneksi logik.
NRM dipergunakan pada jalur multititik, dimana sejumlah terminal dihubungkan ke komputer host. Komputer menanyai setiap terminal untuk dipergunakan sebagai masukan. NRM kadang-kadang juga dipergunakan pada jalur ujung-ke-ujung, utamanya bila jalur menghubungkan sebuah terminal atau periferal lainnya dengan sebuah komputer. ABM merupakan mode yang paling banyak dipergunakan dibanding mode-mode lainnya: karena membuat penggunaan jalur ujung-ke-ujung full-duplex menjadi lebih efisien sebab tidak memerlukan overhead. Sedangkan ARM jarang digunakan: karena hanya bisa diaplikasikan untuk keadaan-keadaan tertentu dimana sekundar perlu mengawali transmisi.

Protokol layer data link ini merupakan protokol ciptaan Cisco System, jadi penggunaan protokol ini hanya ketika sebuah jalur WAN digunakan oleh dua buah perangkat router Cisco saja. Apabila perangkat selain produk Cisco yang ingin digunakan, maka protokol yang digunakan adalah PPP yang merupakan protokol standar.

Teknologi WAN


X.25

Sistem Komunikasi Data Paket
Virtual (?) Circuit
Connection oriented
Bitrate konstan 64 kbps
Sinkron

Arsitektur Jaringan X.25



Jaringan X.25 mempunyai elemen-elemen:
Terminal (DTE)
Modem
X.25 Switch
Dan saluran penghubung antar switch

Model Protokol X.25



Protokol X.25 menempati lapis 2 dan 3 dari lapis OSI, dengan protokol lapis 2 : HDLC dan LAPB sedangkan lapis 3 menggunakan standar X.25 dan X.75

Kelemahan X.25

Connection oriented
Untuk komunikasi berbasis paket dengan bitrate rendah, connection oriented kurang efisien dikarenakan waktu tersita untuk melakukan pembangunan hubungan padahal hanya dipakai sebentar saja.
Pengaturan datalink yang sangat ketat -> kurang mendukung aplikasi realtime.
Sangat banyak variasi X.25 -> setiap vendor komunikasi membuat versi custom masing-masing
Bitrate tetap, padahal aplikasi data sekarang banyak yang bursty  penggunaan kanal kurang efisien

Perbandingan X.25 dengan Frame Relay






Arsitektur Frame Relay

Frame Relay mempunyai 2 lapis: fisik dan data link (LAPF)
Inti LAPF: kendali datalink minimal
Kendali LAPF: fungsi tambahan data link atau lapis jaringan

ATM

Asynchronous Transfer Mode
Menerapkan konsep cell dan tetap (53B = 5B header + 48B payload)
Memberikan kecepatan dan kepastian waktu pelayanan
Dirancang untuk melayani trafik data dan voice (lebih utama)
Connection oriented menggunakan virtual circuit untuk menggantikan fungsi circuit switch yang dibutuhkan oleh trafik voice
Rancangan ini menjadi bumerang ketika fakta trafik yang dominan menjadi trafik data
Terdapat 2 jenis paket ATM : UNI dan NNI



UNI/NNI

UNI (User to/from Network Interface)
Paket ATM dari user ke jaringan dan sebaliknya
VPI = 8 bit = 256 path
VCI = 16 bit = 64k channel

NNI(Network – Network Interface)
Paket ATM didalam jaringan
VPI = 12 bit = 4k path
VCI = 16 bit = 64k channel

PTI = payload type = jenis muatan; mendukung berbagai layanan

Bitrate Layanan ATM



ATM mendukung layanan
CBR: laju data konstan  trafik telepon dan sejenisnya
VBR: laju data berubah-ubah sesuai keperluan  trafik data umumnya
ABR: laju data akan mengikuti bandwitdh yang tersedia saat itu  trafik multimedia

AAL (ATM Adaption Layer)

ATM mendukung layanan tersebut dengan menggunakan ATM Adaptation Layer
Terdapat 4 (AAL1, AAL2, AAL3, AAL4) + 1 (AAL5 – dalam pengembangan)



Fungsi AAL

Menangani kesalahan transmisi
Segmentation And Reassembly (SAR)
Menangani kehilangan dan kesalahan penyisipan sel
Kendali aliran dan waktu

Struktur Protokol AAL

Sublayer Convergence (CS)
Mendukung aplikasi tertentu
Pengguna AAL melaluiSAP
Sublayer SAR (SAR)
Membentuk dan mengurai informasi dari CS ke sels
4 Jenis
AAL1
AAL2
AAL3/4
AAL5



Multi Protocol Label Switching

Ingin menggantikan IP sebagai backbone network protocol
Konsep meniru ATM, tapi dilakukan pada lapis 2
Mendukung banyak protokol untuk dibawanya: IP, ATM, Frame Relay

Operasi MPLS


Menggunakan router berkemampuan label switching
Label menentukan aliran paket antara titik-titik ujung atau tujuan multicast
Setiap aliran (forward equivalence class – FEC) mempunyai path tertentu melalui LSR yang sudah ditentukan
Connection oriented
Setiap FEC mempunyai permintaan QoS
IP header (jika paket MPLS membawa data IP) tidak diperiksa
Forward paket berbasis nilai label

>Paket yang masuk ke router ingress MPLS akan diberi label sesuai dengan tujuannya
>Di jaringan MPLS label tersebut yang menjadi alamat switching
>Di router egress label MPLS akan dibuang dan paket akan dikirimkan ke tujuan sesuai dengan protokol aslinya



Format label

Label 20 bit
Exp : keperluan eksperimen
S=1 -> masukan tertua di stack
TTL -> berdasar jumlah hop







sumber: http://www.ittelkom.ac.id/pinguin/kuliah/jarkom/9.%20Protokol%20WAN.ppt

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer